MTQN Milik Kita Sumatera Utara Mari Sukseskan, Wartawan Sangat Berperan
Medan | SNN - Musabaqah Tiwatil Qur'an (MTQ) tingkat nasional, adalah milik kita masyarakat Sumut yang berjumlah sekira 400 jiwa. Tanpa kecuali. Kenapa tidak! bila di daerah yang heterogen baik agama, budaya, terutama 67 persen adalah muslim, sangat diharapkan akan berdampak positif secara konprenhensif dalam pembangunan mental, spritual plus pembangunan pisik. MTQN ini diharapkan kepada umat muslim memberikan contoh baik dalam kehidupan pribadi, berkeluarga, bermasyarakat. Karena, Al- Qur'an dan Hadist Baginda Rasullullah Muhammad SAW, menyuruhkan hal tersebut.
Hal ini dituturkan senada oleh Direktur Internal Bimas Islam Kementerian Agama RI Prof.Dr.H. Mahmudyah, Prof.dr. Syahrin Harahap Harahap,MA, dalam acara "seminar" menyukseskan MTQN di hotel Antares Medan, Rabu ( 12-09-2018), dengan peserta dari berbagai lembaga tak terkecuali wartawan bertugas di kantor gubernur Sumut.
Mahmudyah membeberkan setentang perjalanan MTQN yang dimulai pada tahun 1968. Pronvinsi yang akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan MTQN , Kemenag mengawali seleksi siknifikan dari berbagai aspek semua dilakukan dengan tujuan MTQN berjalan sukses dari berbagai lini.
"Untuk MTQN tahun 2018 kami mengadakan seleksi ke provinsi Nangro Darussalam Aceh, mereka siap dengan dana. Tapi, masih belum siap di sarana dan prasarana. Untuk itulah pilihan jatuh kepada provinsi Sum.Utara, yang kami nilai siap sarana-prasarana dan dana," tukasnya disambut aplus hadirin.
Namun Mahmudyah bilang, sarana prasarana, dana, tanpa peran serta media (wartawan), untuk mempublikasikan secara luas kepada masyarakat masih belum maksimal mencapai sukses. Sukses dengan membanjirnya kunjungan masyarakat . Nah, di sanalah peran aktif wartawan menayangkan di surat kabar dan mendsos dimana dia bertugas. Untuk itu diharapakan benar peran serta tersebut.
Dalam kesempatan tanya jawab dengan floor/peserta , Mahmudyah yang menyebutkan sekaitan viral pelarangan azan, tidak benar, yang benar sebelum azan , mengaji, terahim sebelum masuk azan harus dibatasi waktu dan volume. itu sudah ada aturan tertulis di Kemenag sejak 40 tahun lalu , sama sekali tidak melarang azan ," pungkasnya.
Senada dengan Dirut Internal Bimas Kemenang, Prof.DR.Syahrin selaku narasumber dipandu moderator wartawan Togar Nainggolan, selain memaparkan tentang makna/arti dari Ayat Ayat Suci Al-Qur'annul Karim, lebih cendrung mengetangahkan peran akti wartawan dalam menayangkan berita seputar pra pelaksanaan MTQN 2018 di daerah ini.
Dalam pengamatan "awak Suara Nasional", Syahrin lebih menitik beratkan tugas sukses MTQN di Sumut ke "pundak" wartawan terutama bertugas di kantor gubsu yang kini dipimpin oleh pasangan Edy-Musa Rajekshah.
Hal ini terkesan "aneh", kok wartawananya. Kalau, dari pihak berkompeten di kantor gubsu belum memberikan "kesempatan" 8untuk itu, mana mungkin wartawan harus lebih dahlu, seolah "melangkahi" yang punya "hajat" recana. (bundo)
Posting Komentar