Pohon Asam Jawa Cikal Bakal Kota Semarang
Semarang | Indonesia Berkibar News - Masih di Kampong Batik, yang penuh dengan lukisan yang dilukis didinding tembok. Lukisan yang menggambarkan kisah berdirinya Kota Semarang , dituturkan oleh lelaki paroh baya salah seorang warga Kampong Batik bernama Kasfiyanto , yang menurut Katua RW,RT Dwi Kritiyanto, Kasfiyanto memang "ahli" dalam hal sejarah berdirinya Semarang .
Kasfiyanto mengawali penjelasannya sembari menunjuk kepada lukisan yang dilukis pada dinding tembok dengan tinggi sekira 3 meter dan panjang 5 meter." Beratus tahun lalu daerah ini (Semarang) banyak ditumbuhi pohon asam jawa, Pohon asam jawa ini tumbuh satu dengan lainnya dengan jarak jarang-jarang. Maka, ketika itu terinpirasi membuat kota ini dengan nama yang diambil dari "Asem Tumbuh Jarang" jadi Semarang (tanpa merinci nama pencetusnya).
Memang, dibeberapa kawasan di Kota Semarang masih dapat dilihat pohon asam jawa yang tegak rimbun menjulang meneduhi kota Semarang berhawa panas karena berada tak jauh dari laut. Seperti Kota Belawan. Hanya saja di kota "asam jawa" ini tak terlihat rumah rumah nelayan.
BANGUNAN TUA TETAP MEJENG
Kota Semarang sebagai ibukota Provinsi Jawa Tengah mempunyai luas 373 Km, yang mempunyai Dataran Tinggi (DT),Dataran Rendah (DR), kata guide Semarang Roni,.bak kota Hongkong.Semarang mempunyai 16 Kecamatan, 177 Kelurahan dengan penduduk mayoritas bersuku Jawa, ada Cina, Arab dan India. Meraka ini hidup dalam kerukunan. Macam Medan juga lah.
Tempat wisata cukup banyak. Rombongan wartawan Pemko Medan , Selasa (27-11-2018) malam dibawa ke bangunan kantor eks Kereta Api (zaman penjajahan Belanda), kantor berlantai dua seluruh jendelanya yang berjumlah hampir seribu buah, dengan ventilasi yang cukup membuat bila orang berbicara dari satu kamar akan didengar oleh orang di kamar lainnya. .Itu penjelasan karyawan gedung itu.
Bangunan tua itu sangat cukup terpelihara. Bahkan, masih ada pula berfungsi/ berdiri sumur bor kedalaman 300m, kini digerakkan dengan diesel. Air pompa disalurkan keatas menara gendung tua itu.
Karyawan gedung tua itu juga memperlihatkan satu ruangan, yang menrut dia merupakan bunker (bawah tanah menuju ke SMA (sekolah menengah atas) di kota Semarang. Disebut sebut bunker itu tempat "mungkin tempat penyiksaan", ujarnya.
Gedung tua dengan pohon mangga berbuah kecil tanpa musim, berumur 1000 tahun mewarnai gedung tua , yang merupakan obyek wisatawan.
Artinya, bangunan /gedung tua dilestarikan untuk diketahui anak cucu/geneerasi penerus.
adi teringat penulis gedung peninggalan penjajah kantor Tembakau Deli-Medan, telah dibumi hanguslkan berganti dengan bangunan jaman NOW. Ada lagi Kantor Kerapatan-Sulthan Deli (berhampiran dengan Kantor Kakanwil BPN-SU, juga musnah). Jangan pula gendung kantor London Sumatra (Lonsum) jadi incaran. Lapangan Merdeka pun sudah "risau" beralih fungsi.
Kota Semarang ada juga tempat "mengasah lidah/selera' nama Simpang 5. Memang, tempat kulinernya berada disimpang 5. Dari sederetan masakan orang Semarang, tak terkesampingkan masakan "urang awak" Padang.
Woow, kata guide Semarang Roni, lapangan terbang/Bandara Ahmad Yani Semarang berada di atas kolam/laut.
Begitu pula ketika rombongan di bawa makan malam setibanya mendarat di Bandara, rumah makannya pun di "kepung oleh laut" Eksotik kali, ah,
KA PENINGGALAN BELANDA HANYA ADA SWIS,INDIA DAN INDONESIA
Rombongan wartawan, plus humas Pemko Medan Hendra Tarigan, Sri, Roma, Rina, Dani, telah berada di Ambarawa kabupaten Semarang, tepatnya di Stasiun KA-Abarawa. Di sana terlihat masih lengkap rangkaian KA peninggalan zaman Belanda. Dari yang tampak tercatat dibagian luar gedung KA bertulis luas gedumg itu 474m dan anno/tahun 1873.
Menurut Roni, KA sejenis hanya ada tiga di dunia Indonesia, Swis dan India. Arinya , masih ada juga peninggalan penjajah tuk jadi kenangan. Meski KA itu sebagai pajangan tapi, ada satu gerbong yang sudah dijadikan tempat wisata untuk berkeliling kota Ambarawa pada hari libur.(bundo)
Posting Komentar