Dedy Ansyari Nasution : Tata Ruang Kota Medan Berantakan

13 Januari 2020

Medan | Indonesia Berkibar News - Fraksi Partai Gerindra DPRD Kota Medan menyatakan bahwa tata ruang Kota Medan telah berantakan dan telah menghilangkan jati dirinya sebagai kota idaman.

" Hal ini menunjukkan sebuah pertanda bahwa begitu ganasnya kelompok bisnis dan elite kota memanfaatkan bagian bagian kota yang sebenarnya tidak pantas dijadikan kegiatan bisnis ," tegas Dedy Aksyari Nasution mewakili Fraksi Gerindra DPRD Kota Medan ,Senin (13-01-2020)  siang  dalam paripurna Ranperda 13 Tahun 2011 tentang perubahan Perda No 13 Tahun 2011 tentang rancangan tata ruang wilayah (RTRW) kota Medan Tahun 2011-2031 .

Ia mengatakan bahwa Fraksi Gerindra berpandangan bahwa kota Medan saat  pantas disebut sebagai " unmanaged city ".

Alasan pihaknya,kata Dedy bahwa kota Medan dilihat dari susunan tata ruang kota tidak lagi merupakan kota idaman sebagai mana dimaksud pada awal pendirian sebuah kota.

" Kota ini (Medan) ini pun tidak mungkin bdapat ditata ulang sebagai kota harapan," ucap Dedy.

Atas dasar itu,kata Dedy pihaknya mempertanyakan langkah yang akan dilakukan Pemko Medan untuk menekan dampak negatif dari kehancuran tata ruang kota yang akan terjadi.

" Kami dari Fraksi Gerindra berpandangan bahwa hendaknya Pemko Medan agar menyadari keadaan ini dan segera memulai  rehabilitasi tata ruang kota secara sungguh-sungguh,tidak hanya berupa angan-angan.Karena sejatinya upaya ini akan dapat dikenang oleh stakeholder sebagai sebuah prestasi kerja Pemko Medan," ucap Dedy.

Ia mengatakan dalam penyusunan pola ruang agar Pemko Medan dapat menetapkan peruntukan ruang dalam kota untuk fungsi lindung atau Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan peruntukan ruang kota bagi fungsi budaya seperti pusat bisnis dan pusat layanan baik sekolah hingga rumah sakit.

Kata,Dedy dengan adanya revisi RTRW dapat menambah pendapatan asli Kota Medan dan mempercepat perkembangan Kota Medan.

" Selain itu Fraksi Gerindra berpandangan sebenarnya Kota Medan memiliki 5 wilayah pengembangan yang diharapkan jadi arus memasuki inti kota.Tapi, kenyataannya tata ruang Medan sekarang justru keliru sehingga mengakibatkan jalanan macet dan banyak masalah baru," ucapnya.(bundo)