Tradisi Melaut Di Aceh Disuguhkan Dengan Elegan Di Gelaran Sail Sabang 2017

4 Desember 2017
Sabang | Indonesia Berkibar News - Sejak digelar 28 November lalu, even bertaraf internasional Sail Sabang tidak pernah luput dari berbagai agenda menarik yang selalu disuguhkan setiap hari kepada sejumlah wisatawan yang hadir di Pulau Weh, Sabang.

Hajatan yang akan berakhir Selasa, 5 Desember ini juga diwarnai dengan Atraksi Budaya Adat Meulaot yang berlangsung sederhana dan elegan di pesisir pantai Balohan, Sabang, Senin (04-12-2017).

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh yang diwakili oleh Kepala Bidang Seni dan Nilai Budaya, Irmayani menyebutkan, adanya atraksi meulaot yang diangkat seperti ini menjadi sebuah bentuk kepedulian kita bersama dalam mengenalkan budaya sekaligus untuk mempertahankan adat agar tetap lestari.

"Aceh ini kaya akan nilai budaya, termasuk adat turun ke laut ini yang harus terus dilestarikan, terlebih lagi ini adalah momen yang pas dengan pagelaran Sail Sabang yang sama-sama mengangkat kekayaan bahari," jelas Irmayani dalam kata sambutannya.

Dalam Atraksi Budaya Adat Meulaot ini sebut Irmayani, selain menyuguhkan serangkaian prosesi adat melaut dari nelayan setempat, juga ditampilkan tradisi tarek pukat, khanduri laot, penampilan tari tarek pukat, dan lomba mancing tradisional.

Di sela-sela acara berlangsung, iringan syair berbahasa Aceh atau yang biasanya disebut 'seumapa' juga menambah lengkap suasana kegiatan atraksi meulaot yang diisi oleh Media Hus, Syeh Sofyan, dan Muda Balia.

Irma juga menerangkan, Atraksi Budaya Adat Meulaot yang digelar bersama masyarakat tersebut menjadi daya tarik wisata untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dan pengunjung tentang prosesi adat melaut Aceh yang mengandung nilai syariat, ekonomi, dan sosial. Sekaligus menambah daya tarik pelaksanaan event Sail Sabang.

“Kegiatan ini hendak menyampaikan pesan kepada masyarakat internasional bahwa adat meulaot telah berlangsung turun-temurun di Aceh, yang bertujuan melestarikan laut dan pesisir pantai untuk menjaga lingkungan dan keberlangsungan hidup biota laut, dimana dampaknya dapat menopang kehidupan manusia terutama masyarakat nelayan sepanjang pesisir pantai yang ada di Aceh,” ujarnya.(torong/rel)