
Lelaki yang pernah di "godok dalam kawah candradimuka" TNI-AD, dengan suara tegas ,lugas, dihadapan puluhan wartawan dalam acara silaturahim Rabu (05-12-2018) di aula "Raja Inal Siregar" , dihunjuknya dirinya sebagai Ketua PSSI sesuai prosedur.
Ada rasa tanggungjawab ekstra besar dalam dirinya untuk memajukan persepakbolaan di negeri Indonesia dicintainya.
Bagi gubernur disapa Edy , jangankan untuk mengundurkan diri, terlintas saja dalam pikiran pun tak ada. Persepakbolaan identik dengan marwah dan martabat bangsa Indonesia. Olahraga sepak bola merupakan industri sudah mendunia. Untuk mencapai itu harus dikelola secara konprenhensif.
Sekaitan itu lah Edy akan menyelesaikan tugasnya sebagai Ketua PSSI. Sebagai Ketua dirinya telah mempersiapkan BUKU PETUNJUK bagi penggantinya. Diharapkan PSSI akan membawa persepakbolaan negeri ini mampu duduk dan tegak sejajar dengan persepakbolaan dunia.
Edy bilang, saat diterimanya tugas Ketua PSSI, persepakbolaan di negeri ini boleh diumpamakan "suram" dari berbagai lini. Dibanding dengan negara luar jauh tertinggal. Kesuraman tersebut disampaikannya kepada Presiden Jokowi sejumlah menteri. Apa solusinya.Itulah harus,wajib dilakukannya selaku "orang nomorsatu PSSI".
Dikesempatan temu insan Pers siang itu, Edy membeberkan kondisi persepakbolaan berbagai negara begitu klop antara lain pemain, pelatih, wasit, lapangan, stadion. Pokoknya membuat persepakbolaan Indonesia "terpinggirkan".
Bicara Stadion, Stadion Teladan yang kita bangga bangga, ujarnya, tak layak masuk FIFA.
(Stadion Teladan diresmikan Proklamator/Presiden Soekarno tahun l953, didampingi Ibu Negara Fatmawati.Red.)
Berdasarkan data tahun 2016, untuk jumlah pemain, Indonesia sangat minim. Seperti Belanda memiliki 1.200.000 pemain dari 16.700.000 jiwa penduduk. Spanyol memiliki 4.100.000 dari 46.800.000 jiwa. Jerman memiliki 6.300.000 pemain dari 80.700.000 jiwa penduduk. Thailand 1.300.000 pemain dari 64.600.000 jiwa penduduk. Singapura memiliki 190.000 dari 4.500.000 jiwa. Sementara Indonesia hanya memiliki pemain sebanyak 67.000 dari 250.000.000 jiwa. Spanyol memiliki 22.000 pelatih, Jerman 28.668 pelatih, Thailand memiliki 1.100 pelatih, Malaysia memiliki 1.810 pelatih, Singapura memiliki 170 pelatih dan Indonesia memiliki 197 pelatih.
Sementara untuk kepemilikan wasit juga Indonesia dikatakannya masih minim. Spanyol memiliki 47 wasit, Jerman 43, Belanda 41, Thailand 19, Malaysia 26, Singapura 15, Vietnam 19 dan Indonesia hanya memiliki 5 orang wasit. “Itu pun saat ini yang aktif tinggal 2 wasit,” ungkapnya.
Begitu juga untuk kondisi sarana dan prasarana seperti kepemilikan stadion, Edy mengungkapkan jumlah sarana yang dimiliki Indonesia juga sangat minim. Menurutnya, Spanyol memiliki 109 stadion berstandar FIFA, Belanda 45 stadion standar FIFA dan 1.450 lapangan artifisial. Jerman 42 stadion standar FIFA dan 1.080 lapangan artifisial, Singapura memiliki 21 stadion standar FIFA dan Indonesia hanya memiliki 2 stadion standar FIFA dan 23 lapangan yang layak pakai. “Stadion Teladan yang kita bangga-banggakan itu, tidak masuk dalam lapangan yang layak pakai itu, imbuh Edy.
Dalam konteks kapasitas Ketua PSSI, Edy mengajak para wartawan memberikan dukungan konstruktif agar dalam masa kepemimpinannya di PSSI membuahkan hasil mendongkrak persepakbolaan di Indonesia. Kendati, tak mengenyamping masukan masukan konstruktif demi kemajuan PSSI- persepakbolaan.
Sekjen yang cewek berpostur mungil, rambut ikat ekor kuda, dibalut kemeja warna abu-abu dipadu celana panjang warga gelap, dengan gaya supel/cerdas menjelaskan dimasa Ketua PSSI Edy Rahmayadi, Tim putri U-16 debut di AFC sejak pertama kali PSSI berdiri, tim putri senior lolos putaran 1 olimpiade, futsal putra memperoleh peringkat 3 AFF Championship, Futsal Putri 8 besar Asia, tim putra putri U-16 berada di peringkat 8 besar Asia, Putra U-23 memperoleh 16 besar di Asian Games, tim sepakbola pantai yang telah diaktifkan kembali sejak 2010,tukasnya.
Menjawab pertanyaan "Suara Nasional", Gubsu/Ketua PSSI, tidaklah mudah untuk "menggaet" pihak swasta untuk menanamkan investasinya dalam dunia persepakbolaan di daerah ini. Pembinaan olahraga sepak bola memakan waktu sangat panjang, dana cukup besar (mulai dari bibit sampai menolorkan pemain).
Sekedar diketahui era Gubsu Raja Inal Siregar,Kadis Porasu Arjoni Munir, telah mengadakan kontak kepada sejumlah swasta dan BUMN mendirikan bangunan mendidik bibit-bibit sepakbola. Tak kesampaian.
Begitu pun Edy, tak mengenyamping Sumut yang dipimpinya memang memiliki potensi bibit sepakbola. " Anjasmara-Anjasmara (PSMS) kelak akan mewarnai sepakbola "ayam kinantan" kelak,Pungkasnya.
Dalam kesempatan itu turut hadir Kadispora Sumut Baharuddin Siagian, Kepala Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprovsu Ilyas Sitorus, Ketua PWI Sumut Hermansyah, Ketua KONI Sumut Jhon Ismadi Lubis. Serta sejumlah pimpinan media dan wartawan. (torong/bundo)
Poto:Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi ,Sekjen PSSI Ratu acara silaturahmi dengan Insan Pers yang diselenggarakan di Ruang Raja Inal Siregar, Lantai 2 Kantor Gubsu, Rabu (05-12-2018).(torong/bundo)
Posting Komentar