Bupati Sergai H Soekirman Hadiri Kongres Sungai Indonesia

22 Maret 2019
Jakarta Timur | Indonesia Berkibar News - Lebih dari seribuan orang dari berbagai daerah  terdiri dari berbagai elemen dan  komunitas pencinta sungai se-Indonesia tumpah ruah di Lokasi Bumi Perkemahan Pramuka dan Graha Wisata Cibubur, Jakarta Timur untuk menghadiri acara Kongres Sungai Indonesia keempat (KSI 4.0) yang berlangsung mulai 21 -24 Maret 2019.

Dari ribuan peserta yang hadir, tampak Bupati Serdang Bedagai (Sergai) Ir H Soekirman berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

 Hal ini menunjukkan bahwa betapa pedulinya Bupati Soekirman terhadap lingkungan khususnya sungai.

Demikian diungkapkan Kadis Kominfo Sergai H Ikhsan, AP yang disampaikan kepada wartawan melalui WhatsApp, Jum'at (22-03-2019).

Bupati Soekirman yang didampingi Kepala OPD menyampaikan bahwa perhelatan tersebut mengangkat tema " Sungai sebagai pusat peradaban bagi peningkatan kualitas hidup manusia"  dan dibuka oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimun dengan didampingi Dirjen SDA Kementrian PU PR Hari Suprayogi.

 Bupati Sergai dihadapan seluruh undangan menekankan bahwa pentingnya menjaga lingkungan dan meningkatkan kualitas sungai karena sungai merupakan sumber kehidupan.

Soekirman juga mengutarakan bahwa tujuannya menghadiri kegiatan ini karena sadar  kondisi sungai di Kabupaten Sergai Tanah Bertuah Negeri banyak yang "sakit" .

Oleh karenanya pada tahun 2050 nanti akan diprediksi jumlah plastik lebih banyak dibandingkan ikan di lautan. Hal ini menunjukkan betapa tercemarnya lingkungan kita jika tidak dijaga kualitasnya, ujarnya.

Bupati mencontohkan di Kabupaten Sergai pada tahun 1970 sungai-sungainya masih terdapat  23 spesies ikan, namun pada sekarang ini hanya tinggal 7 spesies saja. Telah banyak jenis ikan yang punah akibat kerusakan sungai.

Terkait dengan penyebab mengapa sungai banyak yang sakit yaitu adanya Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang pengelolaan sungai yang berada di provinsi dan pusat sehingga penanganan dan pengawasan sungai sangat minim dan terpinggirkan.

Pengambilan  Galian C (mineral non logam) pasir sungai yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi tidak disertai dengan pengawasan yang ketat akibatnya banyak sungai sungai yang rusak baik morfologi maupun estetikanya.

"Saya rasa kedepanya perlu di perhatikan lagi  tentang pengawasannya mengingat adanya oknum yang tidak bertanggungjawab dan tidak perduli terhadap  masalah lingkungan sungai,"  tukas Soekirman.

Hal ini akan menjadi modal dasar Sergai, secara spirit Sergai tidak sendirian dalam menghadapi permasalahan yang komplek khususnya masalah kultur masyarakat melihat sungai sebagai sumber peradaban, wajah pemerintah dan sumber kesejahteraan bagi masyarakat.

“ Kami berniat setelah mengikuti KSI 4.0 ini ada jaringan baru, ada teman baru yang kami yakin bisa bersama bersinergi membangun Sergai khususnya fokus pada sungai,” ungkap Soekirman optimis.(fit)