HASIL STUDI KLINIS ECCT DIPUBLIKASIKAN DI SINGAPURA

27 Agustus 2019
Singapura  | Indonesia Berkibar News - Tim riset RS DR Soetomo Surabaya yang dipimpin oleh Dr. Romdhoni melakukan penelitian klinis terapi kanker menggunakan Electro-Capacitive Cancer Therapy (ECCT) yang dikembangkan oleh Dr. Warsito P Taruno dan tim di CTech Labs Edwar Technology selama 2 tahun terakhir. Hasil penelitian awal ini dipublikasikan dalam Kongres ASEAN Otorhinolaryngology – Head & Neck Surgery (ORL-HNS) ke-18 yang diselenggarakan di Singapura tanggal 23—25 Agustus 2019.

Dalam penelitian ini, tim Dr. Romdhoni merekrut relawan penderita kanker nasofaring stadium akhir (75% stadium 4, 25% stadium 3) sebanyak 18 subyek yang kemudian dibagi menjadi dua kelompok, kelompok kontrol sebanyak 9 subyek dan kelompok studi yang diberi perlakukan sebanyak 9 subyek. Kelompok kontrol diberikan kemoterapi standar, sedangkan kelompok studi diberikan kemoterapi dan ECCT. Pada penelitian ini alat ECCT diberikan sebagai terapi adjuvant (tambahan). Alat ECCT yang digunakan berupa rompi (Vest Thorax Standard) dan tutup kepala hingga leher (Helmet Full Neck), dengan lama terapi 15 menit sebanyak 4 kali sehari selama total 50 hari. Terapi ECCT diberikan di luar jadwal pemberian kemoterapi. Kelompok kontrol hanya diberikan kemoterapi tanpa ECCT dengan jadwal pemberian yang sama.

Studi dilakukan untuk menilai keamanan serta perubahan kualitas hidup (Quality of Life / QoL) dan penurunan volume tumor primer (Primary Tumor Volume / PTV) dari masing-masing kelompok. Setelah perlakuan dan pengamatan selama 50 hari, menunjukkan bahwa alat ECCT tidak mempengaruhi fungsi kejiwaan (psikiatri) maupun gelombang otak pasien, fungsi jantung & fungsi syaraf telinga. Sedangkan untuk perbaikan kualitas hidup, ditunjukkan bahwa terdapat perbaikan secara signifikan pada kelompok kontrol (kemoterapi saja) maupun kelompok studi (kemoterapi plus ECCT). Perbaikan kualitas hidup dengan adanya penambahan terapi ECCT terutama berkaitan dengan penurunan rasa sakit.

Hasil pengamatan menunjukkan pada Kelompok Kontrol yang diberikan kemoterapi saja terjadi penurunan volume tumor dari rerata sebesar 56.26 cc sebelum terapi menjadi rerata 29.80, atau terjadi penurunan volume tumor sebesar 47%. Pada Kelompok Studi yang diberikan ECCT sebagai tambahan selain kemoterapi, terjadi penurunan volume tumor dari rerata sebesar 65.59 cc sebelum terapi menjadi rerata 15.99 cc, atau terjadi penurunan volume tumor sebesar 76%. Penurunan volume tumor primer pada kelompok kontrol maupun kelompok studi menunjukkan penurunan yang signifikan.

Studi klinis dengan menggunakan subyek penderita kanker nasofaring dengan menggunakan ECCT adalah yang pertama kali dilakukan atas pembiayaan dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Setelah selesai penelitian klinis tahap satu ini, tim RS Dr Soetomo akan melanjutkan penelitian klinis tahap dua dengan jumlah sampel yang lebih besar.(rel)