DPRD Medan M Nasir : Tidak Mengganggu Adat Istiadat Setempat, Hanya Penataan Kuliner

4 September 2019
Medan | Indonesia Berkibar News - Persoalan wisata halal di kawasan Danau Toba sebenarnya tidak perlu dipertentangkan. Karena wisata halal yang dimaksud, tidaklah menghapus adat istiadat atau kebiasaan masyarakat di sekitar danau terbesar di Asia itu. 

Karena beragamnya wisatawan yang datang ke kawasan Danau Toba, perlu ditata kuliner agar lebih menarik, ujar Anggota DPRD Medan, M Nasir kepada sejumlah wartawan di ruang kerjanya, Rabu (04-09-2019).

 “Penataan kuliner itulah yang perlu, dimana ada wisatawan yang tidak bisa makan kuliner yang disediakan di sana saat ini karena tidak sesuai dengan ajaran agamanya,” ujarnya. 

Tidak semua pengunjung nantinya, bisa mengkonsumsi makanan yang ada di sana. Para turis, baik lokal dan mancanegara yang sangat membutuhkan kawasan kuliner yang benar-benar nyaman dan layak dikonsumsi semua orang, sebutnya.

Lagipula, ujarnya, keberadaan objek wisata danau yang cukup indah itu perlu “dijual” ke mancanegara agar semakin banyak turis yang datang. Dengan marketing yang baik, diyakini akan banyak pengunjung yang datang ke kawasan Danau Toba. 

Namun semua itu perlu penataan yang benar dan baik agar seluruh wisatawan yang datang bisa merasa nyaman berada di kawasan Danau Toba, ujarnya. Semisal, ujarnya, kawasan makanan halal ditempat di beberapa titik, sehingga kalau wisatawan ingin menikmati kuliner di tempat yang jelas, tanpa ragu-ragu lagi. Selain itu perlu dipertegas, mana warung atau lokasi yang menyediakan menu makanan halal bagi kaum muslim, tegasnya. 

Satu hal lagi, Nasir mengingatkan agar seluruh masyarakat Sumut untuk tidak mau diprovokasi pihak tidak bertanggungjawab dengan isu yang tidak jelas sehingga terjadi kekacauan. “Bayangkan saja, kalau akibat adanya perselisihan pendapat dan lainya, pemerintah pusat tidak jadi menggelontorkan dana yang begitu besar untuk membangun kawasan Danau Toba. Siapa yang rugi, sudah pasti masyarakat Sumut dan warga seputaran Danau Toba,” ujarnya. 

Masyarakat Batak yang tinggal di seputaran Danau Toba tidak perlu mempermasalahkan adat istiadat, karena kebiasaan warga setempat tidak diganggu. Hanya perlu ditambahkan lokasi kuliner bagi para wisatawan. Di destinasi wisata manapun, akan disiapkan kuliner bagi para pengunjung sesuai dengan keinginan mereka, sebutnya.(torong/zul)