BI Launching Elektronifikasi Pembayaran Di Pesantren Ar- Raudlatul Hasanah

23 Oktober 2019
Medan | Indonesia Berkibar News - Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Wilayah Sumatera Utara Wiwiek Sisto Widayat menegaskan, pesantren Ar-Raudlatul Hasanah merupakan pesantren pertama yang masuk e-money di Sumatera dan di luar Jawa. 

 E-money bisa digunakan untuk segala transaksi di pesantren ini seperti bayar uang sekolah, belanja makanan dan sebagainya. Bahkan ke depan kartu e-money sekaligus jadi kartu pelajar.“Untuk itu simpan baik-baik kartu e-moneynya, jangan sampai rusak karena kartu itu adalah uang,” ungkap Wiwiek.   

"Launching Elektronifikasi Pembayaran Di Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah sekaligus launching e-money dan seminar pengembangan pesantren menyongsong era digital di Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah Jalan Setia Budi – Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan Rabu (23-10-2019)," papar Wiwiek.

Launching elektronifikasi itu ditandai dengan pemberian kartu e-money kepada wakil sejumlah santri dan santriwati.    Hadir di sana Ketua Umum Badan Wakaf Pesantren Ar Raudlatul Hasanah H Muhammad Ilyas Tarigan, Pimpinan Pesantren Ar Raudlatul Hasanah H Ir Prana Ruliyanto Tarigan, Head PT Bank Mandiri Region I Medan Wono Budi Tjahyono dan Head PT Bank Syariah Mandiri (BSM) Region I Medan Ahmad Zailani.   

Wiwiek menjelaskan sistem pembayaran perbankan ada dua yakni tunai dan non tunai. Secara tunai dengan menggunakan melalui bank dan uang kartal. Sedangkan uang non tunai denga menggunakan kartu e-money.  “Sekarang semua serba e-money,” kata Wiwiek.   

Menurutnya, elektronifikasi di pesantren ini merupakan pilot project. Jadi kalau ini berhasil maka semua pesantren yang ada di Sumut sekira 42.000 ini akan akan melakukan transaksi secara e-money juga. Penggunaan transaksi elektronifikasi memang ada kekurangan dan kelebihannya.“Namun kepedulian terhadap pesantren merupakan komitmen BI yang sudah banyak memberikan bantuan ke pesantren seperti air bersih dan sebagainya,” papar  Wiwiek.   

Beberapa pesantren di beberapa daerah seperti Tebing TInggi, Deliserdang, Sergah dan Langkat sudah komit untuk melaksanakan elektronifikasi.   Khusus pesantren Ar-Raudlatul Hasanah, Wiwiek menyebut selama ini santrinya sudah memiliki hubungan dengan Bank Syariah Mandiri dan Bank Mandiri. Jadi BI tinggal meningkatkannya lagi.

Head PT Bank Mandiri Region I Medan Wono Budi Tjahyono mengatakan untuk e-money di pesantren ini pihaknya menyediakan seluruh perangkat. Ada dua hal yang perlu diperhatikan, pertama teknis yakni pengembangan dalam sistem.

Kita coba persiapkan semua kebutuhan yang diminta.Kedua sisi operasional bagaimana pelaksanaan transaksi berjalan lancar mulai dari keamanan kartu maupun persiapan EDC. “Kendala pasti ada tapi sudah kita.minimalisir sedikit mungkin,” ujar Wono Budi.

Head PT Bank Syariah Mandiri (BSM) Region I Medan Ahmad Zailani menambahkan pihaknya mensupport elektronifikasi yang ada di pesantren.“Kami sama-sama berkolaborasi dengan Bank Mandiri untuk memenuhi  kebutuhan transaksi di pesantren,” kata Ahmad Zailani.     

Ketua Umum Badan Wakaf Pesantren Ar Raudlatul Hasanah H Muhammad Ilyas Tarigan menyebut sebelum BI melaunching elektronifikasi, pihaknya diundang BI studi banding ke Pekalongan dimana pesantren di sana penggunaan uang non tunainya sudah bagus.    

“BI banyak membawa pertumbuhan di pesantren,” ungkap Muhammad Ilyas yang mengaku kini para santri di pesantrennya mencapai 3.600 orang lebih. Pesantren tetap ikut perkembangan termasuk informasi-informasi yang ada. (SB/torong)