Walkot Banda Aceh Aminullah Studi Tiru Ke PDAM Tirtanadi Medan

4 Oktober 2019
Medan | Indonesia Berkibar News -  Jumat (04-10-2019), Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman bertandang ke kantor PDAM Tirtanadi Medan, Sumatera Utara. Kunjungannya dalam rangka studi tiru ke perusahaan air minum yang didirikan oleh pemerintahan kolonial Belanda pada 1905 tersebut.

Di sana ia disambut oleh Fauzan Nasution selaku Direktur Air Limbah PDAM Tirtanadi dan Gunung Iskandar Nasution, Kepala IPAL Cemara PDAM Tirtanadi.

Aminullah mengatakan dirinya ingin melihat dari dekat proses operasional dan pelayanan PDAM Tirtanadi. “PDAM ini memiliki rekam jejak pengalaman yang sangat panjang dalam melayani para pelanggannya.”

“Oleh karena itu, saya ingin mempelajari best practice PDAM Tirtanadi untuk selanjutnya kami adopsi di Banda Aceh. Pelayanan air bersih salah satu concern Pemko Banda Aceh saat ini, dan pada awal 2020 sesuai target harus sudah tuntas,” ungkapnya.

Salah satu yang ingin ia lihat dari dekat yakni operasional reservoir milik PDAM Tirtanadi. PDAM Tirta Daroy Banda Aceh juga sedang membangun resevoir untuk meningkatkan layanan air bersih ke rumah-rumah warga. Kita ingin lihat langsung reservoir ini dan akan mencoba menerapkan hal yang sama nanti di Banda Aceh,” ungkap Aminullah.

Kepada tamunya, Fauzan Nasution menjelaskan PDAM Tirtanadi dikelola oleh pemerintah provinsi. Selain Medan, pihaknya juga melayani distribusi air di lima kabupaten/kota lainnya di Sumut. “Untuk Kota Medan sendiri cakupan pelayanannya sudah 83 persen, namun beberapa kawasan memang belum 24 jam teraliri air.”

Dan untuk mencapai pelayanan 100 persen, PDAM Tirtanadi memiliki sejumlah program kerja, salah satunya dengan menggandeng pihak swasta, baik dalam maupun luar negeri, “karena jika hanya mengandalkan dana sendiri atau APBD tentu akan sulit.”

Ia juga menjelaskan, saat ini PDAM Tirtanadi memiliki lima unit instalasi pengolahan air dengan total kapasitas produksi 6.000 meter kubik per detik. “Instalasi tertua dibangun pada 1905 yang airnya langsung dari mata air Sibolangit, dan sistem distribusinya pakai reservoir. Selebihnya kita ambil bahan bakunya dari sungai, sama seperti di Banda Aceh,” ungkapnya. (safrizal/torong)