Pekan QRIS Nasional Di Lapangan Benteng Dihadiri Artisnya Donnie Sibarani ex ADA BAND Dan Lyodra Idol

5 Maret 2020
                                                                                Medan | Indonesia Berkibar News - Pekan QRIS Nasional di Lapangan Benteng  dihadiri Artisnya Donnie Sibarani ex ADA BAND dan Lyodra Idol. Hal ini disampaikan Humas BI  Siska kepada Media dalam acara Bincang Bareng Media (BBM) di kantor BI Perwakilan Sumut Medan, Kamis (05-03-2020).

Diharapkan masyarakat menghadiri acara BI Perwakilan Sumut, terutama kaum milineal yang mudah mengikuti kecahgihan teknologi dan pekan QRIS. 

Sedangkan Kepala Perwakilan  BI Provinsi Sumut Bapak Wiwiek Sisto Widayat, memamparkan terkait prospek pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara (Sumut) Tahun 2020.Suku Bunga Lending Facility (LF) turun 4,75% 4,00% 5,50% dan BI masih dengan kebijakan moneter tetap akomodatif dan akan memperkuat perluasan akseptasi QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) serta elektronifikasi.

"Kebijakan moneter tetap akomodatif dan konsisten dengan prakiraan inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran,stabilitas eksternal yang aman, serta sebagai langkah pre-emptive untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik di tengah tertahannya prospek pemulihan ekonomi global sehubungan dengan terjadinya COVID-19," papar Wiwiek.

Strategi operasi moneter terus ditujukan untuk menjaga kecukupan likuiditas dan mendukung transmisi bauran kebijakan yang akomodatif.

"BI menempuh kebijakan makroprudensial yang akomodatif untuk mendorong pembiayaan ekonomi sejalan dengan siklus finansial yang dibawah optimal dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian, melalui penyesuaian ketentuan terkait perhitungan Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) dengan memperluas cakupan pendanaan dan pembiayaan pada kantor cabang bank di luar negeri yang diperuntukkan bagi ekonomi Indonesia", ujar  Wiwiek.

Menurutnya BI akan memperkuat perluasan akseptasi QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) dan elektronifikasi. Selain itu segera mempercepat reformasi struktural, termasuk dalam memitigasi dampak COVID-19.

"Memperkuat kebijakan sistem pembayaran guna mendukung pertumbuhan ekonomi antara lain melalui perluasan akseptasi QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) serta elektronifikasi bansos dan transaksi keuangan Pemda", tegasnya.

Koordinasi BI dengan Pemerintah dan otoritas terkait terus diperkuat guna mempertahankan stabilitas ekonomi, mendorong permintaan domestik, serta mempercepat reformasi struktural, termasuk dalam memitigasi dampak COVID-19.

BI berharap dukungan investasi dan Implementasi RUU Cipta Kerja dan Perpajakan, dengan koordinasi pemerintah dan otoritas.

"Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat sumber, struktur, dan kecepatan pertumbuhan ekonomi, termasuk mendorong investasi melalui proyek infrastruktur dan implementasi RUU Cipta Kerja dan Perpajakan", sebutnya. 

Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara (BI Sumut) mencatat perekonomian Sumut triwulan I 2020 diperkirakan masih tumbuh cukup kuat meskipun melambat sesuai pola historisnya.

Jika dilihat dari inflasi pada 2020 diperkirakan adanya meningkat dari tahun sebelumnya (2019), tetapi masih berada di dalam sasaran inflasi nasional yaitu 3±1% (yoy).

Menurutnya kenaikan inflasi tersebut akan didorong penyesuaian tarif yang dilakukan pemerintah seperti BPJS Kesehatan, Cukai Rokok, Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Tarif Tol. Demikian juga dengan produksi bumbu khususnya cabai merah masih belum optimal.

Di tengah permintaan yang tinggi, kata Wiwiek, bumbu-bumbu seperti cabai merah, bawang merah, merah putih masih menjadi penyumbang inflasi di Sumut.

“Ini juga menjadi penyebab reisiko meningkatnya inflasi secara temporer seiring dengan adanya peningkatan permintaan barang kesehatan serta bahan makanan akibat penyebaran virus Corona,” tuturnya.

Meski demikian, Wiwiek tetap optimis pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara akan membaik. Disebutkannya juga, untuk pertumbuhan kredit pada 2020 diperkirakan akan membaik seiring dengan meredanya tekanan global dan perbaikan ekonomi domestik.(torong)