Pemprov Sumut
Siapkan Rp1,5 Triliun
Untuk Percepat
Penanganan Covid-19
Pemerintah Provinsi (Pemprov)
Sumatera Utara (Sumut) sangat serius melakukan berbagai upaya penanganan dan
pencegahan sejak pandemi Covid-19 sejak melanda daerah ini. Berkerja sama dan
bersinergi dengan Pemerintah Pusat serta berbagai elemen masyarakat, hingga
menyiapkan anggaran Rp1,5 Triliun.
Anggaran Rp1,5 Triliun yang merupakan
refocusing dari APBD 2020 ini sesuai arahan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi difokuskan
untuk bidang kesehatan, pemulihan sosial dan ekonomi. Skema rancangan anggaran
tersebut dilakukan sebanyak tiga tahap, mulai April-Juni, Juli-September sampai
Oktober-Desember.
“Awalnya memang untuk kesehatan,
tetapi di jalan ada perubahan dan diberikan untuk Jaring Pengaman Sosial (JPS).
Karena itu tahap pertama ini kita siapkan Rp502,1 miliar,” ujar Gubernur Sumut
Edy Rahmayadi saat memimpin Rapat Koordinasi Rancangan Anggaran Penanganan
Covid-19 tingkat Provinsi di Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP)
Covid-19, Jalan Sudirman Nomor 41 Medan, baru-baru ini.
Tahap kedua dan ketiga yakni
Juli-September dan Oktober-Desember 2020, Pemprov Sumut juga memproyeksikan
alokasi anggaran masing-masing sebesar Rp500 Miliar sehingga untuk penanganan
Covid-19 keseluruhannya mencapai Rp1,5 Triliun lebih dari hasil refocusing APBD
2020.
Refocusing anggaran tersebut antara
lain berasal dari belanja langsung (PAD), sehinga proyeksi pendapatan sebesar
Rp4,9 Triliun untuk APBD 2020 akan diarahkan untuk penanganan Covid-19.
Termasuk juga Dana Alokasi Umum (DAU) yang diproyeksikan pengurangannya hingga
Rp500 Miliar. “Kami dibantu Kejaksaan, BPKP serta dipantau KPK. Kalau ada
anggaran yang keliru, tolong diingatkan supaya bisa kita perbaiki,” kata Edy
Rahmayadi.
Sementara soal penanganan kesehatan,
lanjut Edy, pihaknya akan menerima alat rapid test sebanyak 46.000 buah untuk
digunakan memeriksa warga yang diduga terpapar Covid-19. Khusus kepada tenaga
kerja Indonesia (TKI) dari Malaysia, dirinya menegaskan bahwa provinsi ini
merupakan pintu gerbangnya melalui jalur laut.
“Kita memang mungkin rugi dari segi
logistik, tetapi kesehatan dan keamanan itu penting, khususnya kepada para TKI
yang terus masuk. Jadi sekarang ini masih masalah kesehatan. Kita terus
maksimalkan bagaimana wabah ini bisa selesai,” jelasnya.
Fokus selanjutnya yang juga dibahas
Gubernur bersama unsur Forkopimda adalah paska penanganan kesehatan atau
setelah keadaan normal kembali. Sebagaimana disampaikan bahwa pertumbuhan
ekonomi masa normal sebelumya di Indonesia sebesar 5,2 %, sedangkan saat ini
turun menjadi 0,5 %.
“Dinas yang bisa membantu untuk
dampak kedua (dampak ekonomi), seperti bidang pertanian atau peternakan, jangan
semua dilakukan realokasi. Sebab wabah ini sudah mendunia, tetap antisipasi
konsekuensi terburuknya. Sehinga pasca penanganan kesehatan ini, kita harus
sudah pikirkan apa untuk membangkitkan ekonomi,” jelasnya.
Begitu juga untuk kesiapan tenaga
kesehatan yang saat ini jumlahnya menurut Gubernur masih terbatas, jika
dibandingkan prediksi peningkatan jumlah pasien. Untuk itu diharapkan TNI/Polri
ikut membantu penugasan dokter yang ada, mengingat yang sudah ada saat ini
dimaksimalkan untuk penanganan di beberapa RS rujukan saja, seperti RS GL
Tobing dan Martha Friska II.
Penanganan Pasien Covid-19
Untuk mempercepat penanganan pandemi
Covid-19, Pemprov Sumut bekerja sama dengan para rumah sakit telah
mempersiapkan sebanyak 1.500 Kamar Isolasi untuk penangana pasien Covid-19.
Selain lima Rumah Sakit (RS) rujukan utama menangani pasien Covid-19 yakni RSUP
H Adam Malik, RSUD Kabanjahe, RSUD Djasamen Saragih, RSUD Tarutung dan RSUD
Padangsidimpuan, kini sudah disiapkan RS lain mengantisipasi lonjakan pasien,
diantaranya RS GL Tobing (49 kamar), Martha Friska (230 kamar), RSUD Abdul
Manan Simatupang (12 kamar), RSUD Gunungsitoli (36 kamar).
Serta disiapkan RS darurat yang
dimiliki oleh Pemprov Sumut dengan jumlah sebanyak 1.168 kamar, sehingga total
seluruhnya 1.500 kamar. Pemprov bersama kabupaten kota juga telah menyiagakan
sebanyak 206 RS yang tersebar di wilayah Sumut.
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan
Wakil Gubernur (Wagub) Sumut Musa Rajekshah juga meninjau langsung kesiapan
sejumlah rumah sakit rujukan tersebut, baik yang ada di Kota Medan maupun yang
ada di sejumlah daerah kabupaten/kota.
“Saya ke sini mau lihat semuanya.
Saya tanya ke pasien tadi di dalam, kondisinya baik. Berarti kalian (tenaga
kesehatan) melaksanakan tugas dengan baik. Saya sempat berfikir negatif, tetapi
setelah saya lihat semua oke,” ujar Gubernur saat meninjau kondisi pasien dan
petugas kesehatan di RS rujukan penanganan Covid-19, Martha Friska Medan,
Selasa (5/5)
Meskipun tidak dibenarkan bertemu
langsung, Gubernur menceritakan bagaimana ia bisa menjalin komunikasi hingga
dirasakan sedekat mungkin dengan warga yang dirawat di RS tersebut. Karena itu,
dirinya melakukan sambungan telepon sambil melihat keadaan di dalam ruangan
pasien melalui CCTV.
“Jadi mereka ini kan rata-rata sudah di atas
14 hari. Secara laporan ke saya, mereka sehat dan sudah stabil, tetapi menunggu
kepastian hasil Swab yang sudah dilakukan atau yang dikirim ke Jakarta. Setelah
saya lihat, mereka sehat, bahkan saya suruh push up,” sebut Edy, usai berbicara
kepada 8 orang pasien di dalam RS.
Edy juga menyinggung soal adanya
kabar miring tentang petugas kesehatan yang ditelantarkan atau tidak diurus
Pemprov Sumut atau Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Menurutnya isu
itu sangat kurang baik, mengingat selain upaya terus dilakukan semua pihak guna
menuntaskan wabah ini, tenaga kesehatan juga tetap bersemangat merawat pasien.
Usai meninjau pasien ke dalam RS dan
bertemu langsung dengan petugas kesehatan di halaman gedung, Edy juga
menyempatan diri menemui para petugas keamanan yang berjaga di halaman parkir
dan pintu gerbang RS. Ia pun memberikan motivasi kepada personel Satpol PP dan
TNI/Polri agar tetap semangat mengawal penanganan Covid-19 hingga tuntas.
Jaring Pengaman Sosial untuk
Masyarakat
Untuk masyarakat yang terdampak
Covid-19, Pemprov Sumut juga telah, sedang dan akan terus menyalurkan berbagai
bantuan kepada masyarakat dan berbagai pihak yang berhak menerima, baik berupa
alat kesehatan maupun bahan pangan pokok. Bantuan tersebut diharapkan dapat
mempercepat penanganan pandemi Covid-19 dan membantu masyarakat yang terdampak
pandemi Covid-19.
Berdasarkan arahan dari Gubernur
Sumut Edy Rahmayadi, bantuan yang bersumber dari dana APBD Sumut tersebut
diarahkan untuk kegiatan yang berkenaan dengan kesehatan, jaring pengaman
sosial, dan stimulus ekonomi.
Terkait dengan kesehatan, ditujukan untuk
penyiapan rumah sakit (RS) khusus Covid-19, alat kesehatan, tenaga kesehatan,
obat-obatan dan bahan-bahan serta
operasional pendukung kesehatan lainnya. Saat ini sudah beroperasi RS khusus
Covid-19 yaitu RS GL Tobing dengan kapasitas 49 kamar, RS Marta Friska 1 dengan
kapasitas 120 kamar, dan dalam persiapan RS Marta Friska 2 sebanyak 110 kamar
dan wisma atlet 99 kamar, serta beberapa lokasi lainnya untuk mencapai target
500 kamar.
Selain itu, sudah disiapkan pula
tempat karantina sementara di Kabupaten Batubara bagi pekerja migran Indonesia
yang kembali ke Sumut dan yang transit di Sumut. Tempat karantina sementara ini
juga akan disiapkan di Kota Tanjungbalai.
Bantuan logistik kesehatan ini
didistribusikan kepada rumah sakit rujukan dan non rujukan serta RSUD seluruh kabupaten/kota termasuk tempat
karantina sementara dan petugas yang melakukan tugas dalam rangka penanganan
Covid-19.
Sedangkan Jaring Pengaman Sosial
(JPS) ditujukan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan dan pantas menerima
bantuan atau keluarga prasejahtera. Mengingat kondisi masyarakat saat ini sudah
mendesak memerlukan bantuan, maka JPS yang akan disalurkan berupa bantuan
sembako kepada 1.321.426 KK, sesuai dengan
jumlah KK prasejahtera yang terdaftar dalam data terpadu kesejahteraan
sosial (DTKS).
DTKS digunakan sebagai pedoman jumlah
penerima bantuan, tetapi dalam penyalurannya diperhatikan kondisi calon
penerima. Bila ternyata kondisi keluarga tersebut tidak pantas menerima
(walaupun termuat dalam DTKS), maka tidak diberi bantuan dan dikeluarkan dari
daftar. Sedangkan bila terdapat keluarga yang memang pantas menerima bantuan,
walaupun tidak termuat dalam daftar DTKS, maka diberikan bantuan dan dicatatkan
namanya dalam daftar. Hal ini untuk memastikan bantuan tersebut tepat sasaran
sekaligus memvalidasi data.
Bantuan ini disalurkan kepada gugus
tugas kabupaten/kota yang selanjutnya mendistribusikan bantuan kepada
masyarakat yang layak menerima oleh kepala desa/lurah bersama Babinsa dan Babin
Kamtibmas. Penyaluran ini direncanakan telah terlaksana sebelum Hari Raya
Idulfitri.
Di samping bantuan dari APBD Provinsi
Sumut tersebut, PDAM sebagai BUMD Provinsi Sumut, juga membantu meringankan
beban masyarakat tertentu dengan memberlakukan pembayaran gratis selama 3 bulan
terhadap pelanggan air kategori rumah tangga 1 (rt-1) dan pelanggan sosial yang
terdiri dari rumah-rumah ibadah, panti asuhan, panti jompo, yayasan yatim piatu
juga Puskesmas.
Kemudian bantuan dalam betuk stimulus
ekonomi untuk membantu para pelaku usaha
yang terdampak Covid-19, agar dapat menggerakkan usahanya untuk kepentingan
ekonomi keluarganya dan perputaran ekonomi daerah. Stimulus ini
lebih diutamakan bagi para pelaku UMKM, koperasi dan kelompok usaha,
termasuk petani, peternak dan nelayan, berupa peningkatan kapasitas pelaku
usaha dan peningkatan daya saing.
Sementara itu, ada juga bantuan yang
disalurkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (GTPPC) yang berasal dari
donasi masyarakat. GTPPC menerima bantuan dari berbagai pihak, baik dari gugus
tugas pusat/kementrian, dari perusahaan,
asosiasi, kelompok profesi, kelompok masyarakat maupun perorangan, yang saat
ini terkumpul di GTTPC dalam bentuk uang tunai, bahan pangan dan alat/bahan
kesehatan.
Uang tunai, katanya, yang diterima
sampai saat ini belum digunakan, masih dicadangkan untuk hal-hal yang
diperlukan nantinya. Sedangkan bahan
pangan yang diterima telah, sedang, dan akan terus didistribusikan, khususnya kepada panti-panti asuhan dan panti
jompo (disampaikan langsung ke panti tersebut), mahasiswa luar Provinsi
Sumatera Utara dan luar Medan yang tidak dapat kembali ke daerahnya (disalurkan
langsung kepada mahasiswa di asrama dan perguruan tingginya).
Juga disalurkan kepada para
tokoh-tokoh agama (disalurkan melalui organisasi induk masing-masing agama),
guru-guru honorer (disalurkan melalui sekolah tempat bertugas), serta alat/bahan kesehatan
disalurkan kepada rumah sakit rujukan, rumah sakit non rujukan dan rumah sakit
umum daerah, serta para petugas yang memerlukan dalam penanganan Covid-19.
Apresiasi Pemerintah Pusat
Dalam rilis yang dikeluarkan
Kementian Dalam Negeri (Kemendagri),
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara masuk dalam 10 daerah
terbesar yang mengalokasikan anggaran untuk penanganan Covid-19 sehingga
mendapat apresiasi dari pemerintah pusat.
"Sumut menganggarkan Rp502
miliar lebih dan masuk dalam 10 besar daerah yang mengalokasikan anggaran untuk
penanganan Covid-19,” ujar Irjen Kemendagri, Tumpak Haposan Simanjuntak kepada
Gubsu Edy Rahmayadi melalui videoconference saat acara Musrenbang Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumut bersama bupati/walikota se-Sumut di
Pendopo Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41 Medan, Kamis
(23/4).
Haposan mengharapkan agar Pemprov
Sumut mampu menyelaraskan rencana pembangunan dengan kabupaten/kota. "Di
tengah Covid-19, saat daya beli menurun, laju perekonomian melambat dan tingkat
pengangguran meningkat perlu adanya langkah konkret yang harus diambil. Untuk
itu perlu lebih terbuka agar melakukan perencanaan yang produktif untuk
masyarakat," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Haposan juga
mengapresiasi pertumbuhan ekonomi Sumut sebesar 5,22 % tahun 2019. Apalagi
pertumbuhan tersebut terjadi pada seluruh lapangan usaha. “Untuk itu, tahun ini
harus lebih baik lagi. Selamat melaksanakan Musrenbang RKPD, semoga apa yang
dibahas di RKPD ini bisa dilaksanakan," ucapnya.
Sementara itu, Gubernur Sumut Edy
Rahmayadi pada pembukaan acara menyampaikan pendekatan penyusunan Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) tahun 2021 harus dilakukan dengan penguatan pelaksanaan
kebijakan money follow program priority, yaitu pendekatan anggaran yang lebih
fokus pada program atau kegiatan yang terkait langsung dengan prioritas
nasional serta memberikan dampak langsung bagi masyarakat.
"Lakukan percepatan pemulihan
ketahanan ekonomi dan kehidupan masyarakat dengan fokus kepada pemulihan
industri, pariwisata dan investasi penguatan sistem kesehatan nasional. Untuk
itu kami mohon dukungan Bapak Menteri untuk percepatan pembangunan," ujar
Gubernur.
Menyikapi kondisi Covid-19 di Sumut
saat ini, Gubernur mengharapkan agar bupati/walikota se-Sumut dapat
melaksanakan dan menerapkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
2020 tentang Refocussing Kegiatan dan Realokasi Anggaran, serta Keputusan
Bersama Menteri Dalam Negeri dengan Menteri Keuangan tentang Percepatan
Penyesuaian APBD Tahun 2020 dalam rangka penanganan Covid-19.
"Manfaatkanlah anggaran yang ada
untuk belanja kesehatan, seperti pengadaan sarana dan prasarana kesehatan untuk
kebutuhan rumah sakit, baik itu membeli APD atau pun keperluan lainnya. Lalu
lakukan Stimulus Ekonomi untuk menggerakkan kembali roda perekonomian melalui
penyelenggaraan pasar murah. Terakhir lakukan pemberian bantuan bahan pokok
atau bantuan lainnya kepada masyarakat yang terdampak Covid 19, baik itu pasien
PDP atau pun masyarakat yang rentan seperti buruh harian, pekerja yang diputus
kontraknya dan masyarakat miskin dan rentan miskin baru," tambahnya.
Usai dibuka, Menteri PPN/Kepala
Bappenas Suharso Monoarfa memberikan rekomendasi arah kebijakan pembangunan
Sumut. "Pertama, yaitu dengan mendorong transformasi ekonomi ke arah
hilirisasi industri yang mengubah hasil-hasil pertanian dan perkebunan, serta
pengembangan pariwisata kelas dunia. Kemudian mempercepat pembangunan sumber
daya manusia dengan fokus peningkatan akses pelayanan kesehatan dan peningkatan
pendidikan vokasional,"ujarnya.
Suharso pun menambahkan pentingnya
meningkatkan produktivitas budidaya pertanian yang sebagian besar merupakan
usaha rakyat dan bernilai ekonomi cukup tinggi (kopi, holtikultura, karet,
sawit Memperkuat ketahanan dan kesiapan sistem kesehatan daerah dan memperkuat
kapasitas pemerintah daerah dan desa dalam pengembangan ekonomi lokal dan
pengelolaan dana desa.** (Bundo)
Posting Komentar