JALAN KAKI KE ISTANA NEGARA HARI INI

25 Juni 2020

Medan | Indonesia Berkibar News - Petani  untuk kesekian kalinya ruang hidup petani telah dirampas, petani tidak mendapatkan perlindungan dari Negara.

 Kami para petani dari Dusun Bekala Desa Simalingkar A dan Desa Sei Mencirim, Kabupaten Deli Serdang yang tergabung dalam Serikat Petani Simalingkar Bersatu (SPSB) dan Serikat Tani Mencirim Bersatu (STMB) akan melakukan aksi jalan kaki dari Medan, Sumatera Utara menuju Istana Negara di Jakarta untuk mencari keadilan.

Dalam rilis yang diterima redaksi, Kamis(25-06-2020) dari Koorlap Aksi Sulaeman Wardana Sembiring mengatakan aksi jalan kaki ini dilakukan pasalnya pada areal lahan dan tempat tinggal yang telah kami kelola dan tempati sejak tahun 1951 telah digusur paksa oleh korporasi plat merah bernama PTPN II.

Padahal kami telah mengantongi SK Landreform sejak tahun 1984 dan parahnya sebanyak 36 petani di Sei Mencirim yang ikut tergusur sudah memiliki Sertifikat Hak Milik (SHM).

Luas area yang berkonflik antara petani yang tergabung dalam SPSB dengan PTPN II adalah seluas ± 854 Ha dan area petani yang tergabung STMB seluas ± 80 Ha.

Pada tahun 2017 petani yang menempati dan mengelola lahan/tanah sejak tahun 1951 dikejutkan dengan pemasangan plang oleh pihak PTPN II Deli Serdang yang tertulis Nomor Sertifikat Hak Guna Usaha No. 171/2009 di Desa Simalingkar A.

 Selanjutnya pihak PTPN II dikawal oleh ribuan aparat TNI & POLRI menggusur/mengkoupasi lahan-lahan pertanian masyarakat dan menghancurkan seluruh tanaman yang ada didalamnya.

 Hal tersebut sontak memicu perlawanan dari masyarakat desa Simalingkar A, Desa Duren Tunggal dan Desa Namo Bintang, Kec. Pancur Batu, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara hingga terjadi bentrokan antara masyarakat dengan aparat keamanan.

Puluhan petani terluka dan puluhan petani lainnya ditahan di Polsek hingga Polres dan dibawa ke kantor Zipur (KODIM).

 Sampai saat ini, sebanyak 3 orang petani yakni Ardi Surbakti, Beni Karo-Karo dan Japetta Purba masih dikriminalisasi.

Semoga ada harapan dari pemerintah Republik Indonesia Bapak Presiden Joko Widodo membantu mereka.(tuah sitepu)