2 Tahun Sumatranomics, Soekowardojo: Sumut Tetap Menjadi Penopang Ekonomi Di Pulau Sumatera

16 Agustus 2021


Medan |Indonesia Berkibar News
-Bank Indonesia (BI) terus berusaha mengoptimalkan sinergi bauran kebijakan, dalam rangka mendukung upaya perbaikan ekonomi melalui transmisi kebijakan. 

Hal ini disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPw BI) Sumatera Utara (Sumut)  Soekowardojo  saat membuka 2nd Sumatranomics secara webinar, Senin (16/08/2021). 

"Untuk mencermati kondisi global saat ini, kinerja perekonomian terus mengalami perbaikan. Hal ini ditopang oleh pemulihan ekonomi AS, Tiongkok dan sejumlah negara di kawasan Eropa, yang semakin baik dan kuat," papar Soekowardojo. 

Selanjutnya percepatan vaksinasi global dan meningkatkan nya permintaan global serta berbagai stimulus kebijakan, turut berdampak pada penguatan pemulihan ekonomi global. Ini tercermin dari berbagai indikator global yang telah menunjukan tren yang terus membaik, ungkap Soekowardojo. 

"Ini terus berlanjut ke level Nasional, di mana pada triwulan II 2021, Indonesia mencatatkan perbaikan didorong oleh perbaikan kinerja ekspor, belanja pemerintah dan juga investasi non bangunan. Grafik ekspor non-migas dan impor non-migas menunjukkan peningkatan, mengindikasikan optimisme pelaku usaha,"  harap Soekowardojo. 

Untuk kinerja pertumbuhan ekonomi, Sumatera mencatat perbaikan dengan seluruh Provinsi mampu keluar dari zona kontraksi. 

Pertumbuhan positif ditopang oleh peningkatan kinerja TBS dan CPO seiring masih tercukupinya curah hujan, tingginya permintaan batu bara dari negara mitra dagang, serta perbaikan mobilitas masyarakat yang mendorong perbaikan lapangan usaha pertambangan dan perdagangan, ujar Soekowardojo. 

"Kondisi ini  tertransmisikan pada sisi permintaan melalui perbaikan pendapatan masyarakat seiring perbaikan serapan tenaga kerja, serta optimisme kegiatan investasi dunia usaha," papar Soekowardojo. 

Keseluruhan faktor tersebut mendorong perbaikan pendapatan daerah yang berpengaruh pada konsumsi pemerintah. Secara spasial, pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi di Kepulauan  Riau dan terendah di Aceh. 

"Walaupun Sumut tercatat pada peringkat ke 9, dengan share terbesar se-Sumatera, Sumut tetap menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi di Sumatera," papar Soekowardojo.(torong)


terkini mengindikasikan risiko dan dampak pandemi Covid-19 perlu terus kita waspadai. Pandemi Covid-19 menciptakan ketidakpastian yang sangat tinggi terhadap ekonomi.

Adanya ancaman Covid-19 varian Delta hingga perlunya normalisasi kebijakan menjadi risiko global yang harus kita terima. Di samping itu, penanganan Covid-19 dengan melakukan pembatasan kegiatan masyarakat melalui PPKM Level IV diduga akan membatasi mobilitas masyarakat, sehingga dapat menurunkan ekspektasi masyarakat dan juga pelaku usaha.

Hal itu disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Soekowardojo dalam sambutannya saat membuka 2nd Sumatranomics secara webinar, Senin (16/08/2021).

Di tengah risiko tersebut masih dikatakannya, berbagai stimulus diberikan Pemerintah dalam upaya mendorong pemulihan perekonomian Indonesia. Selain itu, program vaksinasi yang sedang giat dilakukan pemerintah saat ini menjadi salahsatu faktor penting (game changer) dalam mendorong pemulihan ekonomi, sehingga diperlukan upaya vaksinasi secara progresif dan gradual yang dapat mendorong perekonomian baik dari sisi konsumsi, ekspor dan juga PDRB.

“Secara keseluruhan, Bank Indonesia (BI) terus berusaha mengoptimalkan sinergi bauran kebijakan dalam rangka mendukung upaya perbaikan ekonomi lebih lanjut melalui transmisi kebijakan, “terang Soekowardojo.

Kegiatan 2nd Sumatranomics yang kedua dengan tema Leveraging The Digital Economy Potential for Better Tomorrow dengan turut dihadiri Staf Khusus Menteri Kominfo Bidang Ekonomi Digital Tahun 2014-2019, Lis Sutjiati, serta Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan merangkap Plt Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi Sumatera Utara, Ir Arief Sudarto Trinugoho, Asisten Administrasi Umum merangkap Plt Kepala Bappeda Provinsi Sumatera Utara, Dr Ir Hasmirizal Lubis, Kepala DPMPPTSP Provinsi Sumatera Utara, Ir Effendy Pohan, Kepala BPKAD Provinsi Sumatera Utara, Dr Ismael Sinaga, Sekretaris Dewan Riset dan Inovasi Sumatera Utara, Dr Danilsyah tersebut.

Kepala KPw BI Sumut pada kesempatan itu juga menjelaskan dalam mencermati kondisi global saat ini, kinerja perekonomian global terus mengalami perbaikan. Hal ini terutama ditopang oleh pemulihan ekonomi AS, Tiongkok dan sejumlah negara di kawasan Eropa yang semakin kuat.

Di sisi lain percepatan vaksinasi global, peningkatan permintaan global dan berbagai stimulus kebijakan turut berdampak pada penguatan pemulihan ekonomi global, tercermin dari berbagai indikator global yang telah menunjukan tren yang terus meningkat.

“Hal ini turut berlanjut ke level nasional, di mana pada triwulan II 2021, Indonesia mencatatkan perbaikan didorong oleh perbaikan kinerja ekspor, belanja pemerintah dan juga investasi non bangunan. Grafik ekspor non-migas dan impor non-migas menunjukkan peningkatan, mengindikasikan optimisme pelaku usaha, “sebutnya.

“Dari sisi konsumsi rumah tangga juga meningkat dilihat dari akselerasi penjualan online. Berlanjutnya stimulus pemerintah termasuk relaksasi program PPnBM dan kebijakan makroprudensial, realisasi stimulus fiskal khususnya terkait program PEN, serta pola HBKN berdampak kuat pada meningkatnya kinerja ekonomi nasional, “sambungnya lagi.

Sedangkan untuk kinerja pertumbuhan ekonomi Sumatera mencatat perbaikan dengan seluruh provinsi mampu keluar dari zona kontraksi. Pertumbuhan positif ditopang oleh peningkatan kinerja TBS dan CPO seiring masih tercukupinya curah hujan, tingginya permintaan batu bara dari negara mitra dagang, serta perbaikan mobilitas masyarakat yang mendorong perbaikan lapangan usaha pertambangan dan perdagangan.

Kondisi tersebut juga tertransmisikan pada sisi permintaan melalui perbaikan pendapatan masyarakat seiring perbaikan serapan tenaga kerja, serta optimisme kegiatan investasi dunia usaha.

Keseluruhan faktor tersebut mendorong perbaikan pendapatan daerah yang berpengaruh pada konsumsi pemerintah. Secara spasial, pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi di Kep. Riau dan terendah di Aceh.

“Meski Sumut tercatat berada pada peringkat ke 9 dengan share terbesar se-Sumatera, Sumut tetap menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi di Sumatera, “tutup Soekowardojo mengakhiri penjelasannya. (torong)