Kepala KPw BI Sumut Soekowardojo : Kelompok Makanan, Minuman Dan Tembakau Pemicu Inflasi Di Sumut

5 Agustus 2021

 


Medan | Indonesia Berkibar News - Sumatera Utara (Sumut) mencatat inflasi sebesar 0,29% (mtm), meningkat dibandingperiode sebelumnya yang tercatat inflasi sebesar 0,03% (mtm). Namun satu kota Indeks Harga Konsumen (IHK) lainnya yaitu Pematangsiantar terpantau deflasi sebesar -0,03% (mtm). Sementara itu 4 kota lainnya mengalami inflasi yaitu Sibolga 0,62% (mtm), Padangsidimpuan 0,18% (mtm), Gunung Sitoli 0,52%, dan Medan 0,31% (mtm).

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Sumut (Kepala KPw BI Sumut)  Soekowardojo mengatakan, kenaikan laju inflasi utamanya disebabkan inflasi yang terjadi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan aneka cabai dan kacang panjang menjadi sumber utamanya.

“Apresiasi harga aneka cabai dipengaruhi telah berakhirnya panen raya di sentra produksi di Kabupaten Batu Bara dan Provinsi Aceh di tengah distribusi pasokan yang sedikit terhambat karena penerapan PPKM level 4 di Kota Medan,” kata KPw BI Sumut Soekowardojo, Kamis (05/08/2021).

Menurut KPw BI Sumut, di tengah kenaikan harga pada aneka cabai, sejumlah komoditas seperti daging ayam ras, emas perhiasan, dan ikan dencis menjadi penahan laju inflasi. Harga daging ayam ras mengalami normalisasi (penurunan) setelah sebelumnya meningkat akibat kenaikan harga pangan.

Selain itu, peningkatan produksi dari sentra produksi Kabupaten Deli Serdang dan penurunan permintaan dari sektor horeka (hotel, restoran, dan kafe) ikut menjadi pendorong penurunan harga daging ayam ras ditengah penerapan PPKM Level 4 di Kota Medan.

Begitupun, secara umum perkembangan harga 10 komoditas pangan strategis pada Juli 2021 masih berada pada range 3 tahun terakhir (2018-2020) seperti komoditi daging ayam, cabai merah, cabai rawit, bawang putih, bawang merah, dan gula pasir.

Sementara itu harga telur ayam telah berangsur turun seiring dengan normalisasi produksi dan permintaan meski masih berada di atas range dipicu harga pakan ternak yang masih tinggi. Sementara komoditi minyak goreng terus mengalami kenaikan sejalan dengan apresiasi harga CPO global yang masih terus berlanjut.

Inflasi 2021 diperkirakan akan lebih tinggi dari tahun sebelumnya dan berada pada rentang target nasional 3%±1% dengan potensi bias bawah. Kenaikan inflasi tersebut didorong oleh pemulihan ekonomi nasional yang didukung program vaksinasi, serta potensi peningkatan perekonomian dari digiatkannya sektor otomotif, hotel, restoran, dan kafe. (torong)