Normalisasi Dimulai Dari Sungai Bedera

26 September 2021


Medan | Indonesia Berkibar News -
Penanganan banjir merupakan salah satu program prioritas Wali Kota Medan, Bobby Nasution. Selain membenahi drainase, pemimpin muda  ibu kota Sumatera Utara ini juga telah menjalin kolaborasi dengan pemerintah pusat, Pemprovsu, dan Pemkab/Pemko yang berbatasan dengan Medan untuk menormalisasi sungai. Inisiatif kolaborasi dan terukur langkah yang dilakukan secara tidak langsung menempatkan Bobby Nasution sebagai leading sector penanganan banjir aglomerasi.

"Pemko Medan juga telah menyiapkan anggaran pembebasan lahan untuk memuluskan normalisasi sungai yang merupakan salah satu upaya penanganan banjir," ujar Bobby Nasution, Minggu (26/09/2021).

Ada tiga sungai yang akan dinormalisasi Bedera, Deli, dan Babura. Ketiga sungai ini sudah dikaji oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) II.  

"Sungai yang pertama dinormalisasi adalah Bedera. Sungai ini mempunyai banyak cakupan wilayah yang terkena banjir," ujar Benny.

Perkembangan terkini, lanjut Benny, Gubsu akan membuat penetapan lokasi dan appraisal (penilaian harga tanah). Penetapan lokasi dan appraisal ini merupakan tahapan yang harus dilalui sebelum dilakukan pembebasan lahan.

Benny menyebutkan, diperkirakan pembebasan lahan untuk normalisasi Sungai Bedera membutuhkan anggaran sebesar Rp71 miliar. Dari anggaran tersebut, khusus untuk pembebasan di wilayah Medan dibutuhkan Rp58 miliar.

"Dan Pemko Medan telah menyiapkan anggaran sebesar Rp35 miliar untuk pembebasan lahan di wilayah Medan. Anggaran kita ini sudah ready saat proses appraisal selesai," sebut Benny

Dia menambahkan, pembebasan lahan di wilayah Deliserdang tidak dilakukan oleh Pemko Medan. "Untuk kekurangan anggaran pembebasan lahan di wilayah Medan, diharapkan adanya kucuran anggaran dari Pemprovsu," tambah Benny seraya menambahkan, untuk kontruksi anggarannya sudah ditampung oleh BWWS II.

Terkait Sungai Deli, Benny menjelaskan, saat ini Pemko Medan terus berkoordinasi dengan BPN untuk konsolidasi lahan. Konsolidasi ini harus dilakukan untuk merelokasi masyarakat yang bermukim pada sempadan di bawah tinggi permukaan air.

Seiring dengan itu, sebut Benny, dilakukan optimalisasi pintu air di kanal. Dia menyebutkan, akan dilakukan modifikasi pintu air di kanal. "Harusnya sudah dimulai saat ini, tapi karena pengadaan pintu airnya harus didatangkan alatnya dari luar negeri, maka pekerjaan dimulai pada 2022," sebutnya.(bundo)