KUNJUNGI SMELTER INALUM DI KUALA TANJUNG, KOMISI VII DPR RI SUSUN TIM PERCEPATAN PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI INALUM

5 Februari 2022

 


Batu Bara | Indonesia Berkibar News - PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) menerima kunjungan Komisi VII DPR RI di Pabrik Peleburan (Smelter) Kuala Tanjung. Kunjungan tersebut merupakan bagian dari Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI dalam memeriksa kesiapan INALUM sebagai wajah dari industri peleburan aluminium nasional. Sekaligus mendengar langkah DPR dalam mendukung percepatan peningkatan kapasitas produksi INALUM. 

Direktur Operasi dan Portofolio PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Danny Praditya menyebut ada sejumlah langkah strategis dalam menjadikan INALUM sebagai perusahaan yang bisa mengintegrasikan lini bisnis perusahaan dari hulu hingga ke hilir. Sehingga ekosistem industri aluminium bisa terpadu dan visi INALUM menjadi pemain yang lebih besar bisa terwujud.

“Untuk tetap menjadi big player dan sebagai langkah untuk meningkatkan produksi, INALUM berniat untuk mengkonsolidasikan bisnis hulu sampai hilir. Artinya dari bahan mentah bauksit hingga menjadi aluminium. Oleh karena itu kami membutuhkan sinergi dan kolaborasi dengan seluruh stakeholders, termasuk mitra strategis swasta dalam investasi pengembangan kapasitas, serta pemerintah terkait kebijakan yang mendukung pengembangan industri (e.g Insentif tarif, keringanan retribusi dan pajak guna menopang ke-ekonomian proyek dan pengembangan industrialisasi hilir  aluminium),” ujar Danny. 

Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto menyebut bahwa Komisi VII DPR RI mendukung langkah INALUM dalam meningkatkan produksi dan menjadi pemain besar di Indonesia. Sugeng menyebut, Komisi VII DPR RI akan membentuk Tim Percepatan Peningkatan Kapasitas Produksi INALUM. 

“Kami dari Komisi VII DPR RI mendukung sepenuhnya langkah-langkah INALUM untuk meningkatkan produksi. Oleh karena itu, Komisi VII akan membentuk Tim Percepatan Peningkatan Kapasitas Produksi INALUM. Hal tersebut dianggap penting karena BUMN akan mendapatkan pengawasan yang accountable dan sesuai dengan regulasi, sekaligus menjadi bahwa kemajuan INALUM akan memberikan manfaat yang berkelanjutan untuk masyarakat,” ujar Sugeng. 

Danny dalam kunjungan tersebut juga menambahkan bahwa selain peningkatan produksi, INALUM juga berniat untuk melakukan serangkaian peningkatan teknologi dan inovasi baik di aspek operasional maupun SDM. Hal tersebut antara lain digitalisasi operasional, pengembangan riset, dan pengembangan SDM berkualitas yang kompetitif. 

“INALUM akan mengimplementasikan semangat Industry 4.0 dengan langkah digitalisasi di seluruh operasional hilir baik di pabrik ataupun di smelter. Kami juga mengembangankan R&D secara komprehensif agar produk-produk kita lebih baik, sekaligus melakukan pengembangan SDM dengan melakukan pelatihan-pelatihan dan rotasi sehingga setiap SDM menjadi lebih kompetitif dan agile,” tambah Danny. 

Dirjen Minerba KemenESDM Ridwan Djamaluddin menyebut bahwa hilirisasi merupakan keharusan karena amanat UU Minerba. Jadi bukan visi lagi, melainkan sudah harus dilakukan. Oleh karena itu dibutuhkan sinergi antara BUMN, ESDM, Kemenperin dan DPR. 

“Hilirisasi ini bukan lagi sebuah cita-cita, melainkan sebuah keharusan karena merupakan amanat dari UU Minerba. Jadi butuh sinergi antara banyak pihak dalam hal ini perusahaan BUMN, ESDM, Kemenperin, dan DPR itu sendiri. Karena tanpa adanya sinergi, kecepatan dalam mengambil keputusan, dan visi yang besar, maka hilirisasi itu tidak akan pernah tercapai,” ujar Ridwan.

Dalam Kunjungan Kerja Spesifik tersebut selain dihadiri oleh jajaran direktur eksekutif dan top management INALUM, juga dihadiri oleh Dirjen Minerba KemenESDM Ridwan Djamaluddin, Direktur Industri Logam ILMATE Kementrian Perindustrian Liliek Widodo, Kepala BP2RD Pemprov Sumut Fadli Dalimunthe, dan Wakil Bupati Pemkab Batu Bara Oky Iqbal Frima. Selain pemaparan oleh INALUM, seluruh peserta Kunjungan Kerja Spesifik juga diajak berkeliling Pabrik Peleburan (Smelter) INALUM di Kuala Tanjung untuk langsung menyaksikan bagaimana proses peleburan dan pengolahan aluminium oleh INALUM.

Saat ini PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) sebagai perusahaan BUMN sedang melakukan beberapa aksi korporasi strategis antara lain Proyek Upgrading Teknologi Tungku Reduksi, Optimalisasi Smelter Kuala Tanjung, Pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery di Mempawah, dan Pembangunan Aluminium Remelt IAA. Proyek strategis tersebut diharapkan bisa membuat INALUM mampu memenuhi kebutuhan pasar aluminium yang masih memiliki potensi besar di Indonesia dan Regional.  Selain itu, INALUM juga melakukan berbagai langkah kolaborasi dengan perusahaan BUMN lain seperti PLN dalam rangka menciptakan ketersediaan energi. 

*Tentang Indonesia Asahan Aluminium (Persero)*

PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) INALUM adalah BUMN Holding Industri Pertambangan yang melaksanakan Fungsi Holding dan Fungsi Operating yang didirikan pada 6 Januari 1976.  Nama Perusahaan berubah dari PT Indonesia Asahan Aluminium menjadi PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) pada tahun 2014 atau biasa disebut INALUM. Menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada tanggal 19 Desember 2013, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2014 tentang Penetapan PT Indonesia Asahan Aluminium sebagai Perusahaan Perseroan (Persero). 

PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) ditunjuk menjadi BUMN Holding Industri Pertambangan pada tanggal 27 November 2017, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 47 tahun 2017 tanggal 10 November 2017 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Indonesia Asahan Aluminium. PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) saat ini memiliki asset Konsolidasi MIND ID senilai Rp180,78 triliun (per-31 Desember 2020).

PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) memiliki jaringan kantor yang berlokasi di beberapa tempat, antara lain INALUM Operating memiliki Kantor Pusat Pabrik Peleburan Aluminium di Kuala Tanjung, Kantor PLTA yang berada di Paritohan, Kantor Perwakilan di Jakarta serta Kantor Penghubung di Medan.(ips)