Sambut Danau Toba Destinasi Super Prioritas, Pemkab Samosir Dukung Rencana HKBP Benahi Ulang RS Nainggolan

9 Juli 2022

 


Samosir| Indonesia Berkibar News- Danau Toba di Sumatera Utara masuk sebagai satu dari lima Destinasi Super Prioritas (DSP) oleh Kemenparekraf. Hal ini karena Danau Toba memiliki potensi keindahan Alam, serta keunikan tradisi budaya.

Keindahan Alam Danau Toba seringkali menjadi ikon Pariwisata Indonesia.

Danau Toba juga telah ditetapkan sebagai Unesco Global Geopark, dalam sidang ke-209 oleh  Dewan Eksekutif UNESCO di Paris, Prancis pada 2 Juli 2020 silam.

Untuk menyambut kunjungan  Wisatawan Mancanegara (Wisman)  dan  Wisatawan Lokal (Wislok),  kesiapan  layanan kesehatan, mutlak untuk menjadi salah satu perhatian Pemkab Samosir.

"Visi Kabupaten Samosir  adalah terwujudnya masyarakat Samosir yang sejahtera dan bermartabat. 

Sejahtera  secara ekonomi, kesehatan dan pendidikan, " jelas Bupati Samosir  Vandiko Timotius Gultom, S.T. melalui Sekretaris Daerah  Hotraja Sitanggang ST., MM saat menerima audiensi dan Dialog Pengurus Yayasan Kesehatan HKBP di Vantas Hotel, Jl. Raya Simanindo, Dosroha, Simanindo, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Jumat (08/07/2022) sebagaimana diterima Pres Rilis Berita diterima, Sabtu (09/07/2022).

Pemkab mengapresiasi dan mendukung rencana Pengurus Yayasan Kesehatan untuk membangun kembali kejayaan  Rumah Sakit (RS) HKBP Nainggolan, seperti dahulu.

"Apa yang bisa di Support  Pemda, akan kita support. Tidak ada yang mustahil kalau sudah berniat. 

Tak ada yang tidak mungkin," tegas Hotraja didampingi Kadis  Kesehatan dr. Dina Hutapea, Kadis PU,  Camat Nainggolan Tino Luhut Uli Nainggolan, S.IP dan sejumlah Staf.

Disebutkan, membangun Pulau  Samosir  tidak dapat dikerjakan sendiri oleh Pemkab. Sehingga dibutuhkan Kemitraan Pemerintah Swasta (KPS)  

"Kita butuh  Public Private Partnership   dengan mitra. Sehingga apa yang perlu didukung dari sisi Pemerintah, kita siap support. Kita siap membahas lebih detail ke depan, " tukas Hotraja.

Tidak Ansich : implemented

Sebelumnya,  kegiatan diawali Kebaktian singkat dipimpin Praeses Distrik Samosir  Pdt. Rein Justin Gultom. Ia didampingi kepala Bidang Diakonia Pdt Samuel Sihombing dan sejumlah Pengurus HKBP Distrik Samosir.

Praeses dalam Khotbah singkat mengutip Injil Yohanes 5, 1-9.

Pada zaman pertama Masehi di Yerusalem tidak jauh Pintu Gerbang Domba benar sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda.

Di serambi-serambi itu berbaring sejumlah orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan cairan kolam itu. 

Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan cairan itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan cairan itu, diproduksi menjadi sembuh, apapun juga penyakitnya.

"Yesus tidak bicara ansich, tapi implemented. Kita harus meneladani apa yang dilakukan  Yesus, membangun kesembuhan yang nyata. 

Dan itu sudah dimulai ratusan tahun silam, sebelum kemerdekaan lewat para Misionaris," terang Praeses Gultom.

Disebutkan, kebijakan Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) menghadirkan 5 juta Wisatawan harus diantisipasi dari pelayanan kesehatan.

Meski Rumash Sakit Umum Daerah (RSUD) Pangururan sudah ada, namun peran RS HKBP kedepan akan semakin melengkapi pelayanan kesehatan.

"Mari saling bekerjasama mengimplementasikan suruhan Tuhan, Gereja dan Pemerintah, serta Yayasan Kesehatan sama-sama bergerak maju," tutup Pendeta Rein Justin Gultom.

Apresiasi Pemkab Samosir

Ketua Yayasan Kesehatan HKBP Letnan Jenderal Purnawirawan Hinsa Siburian dalam sambutan daring, mengapresiasi dukungan Pemkab Samosir.

"Kita ketahui Negara wajib hadir sesuai konstitusi melindungi rakyat.

Ancaman tidak hanya dari serangan militer, namun juga ancaman penyakit," jelas Hinsa.

Sinergitas untuk rencana Pembangunan kembali RS HKBP Nainggolan di Pulau Samosir, mutlak diperlukan.

"Amang Sekda, kami sangat apresiasi pak Bupati dan jajaran Pemkab atas dukungan dalam mengaktifkan kembali RS HKBP Nainggolan.

Kami tidak bisa berbuat banyak tanpa didukung Pemkab," ujar Hinsa yang hadir lewat daring dengan 

Anggota  

Pengurus 

DR. Leo Simanjuntak SpOG (Dekan FK UHN).

Disebutkan, sebelum Republik berdiri, RS HKBP Nainggolan sudah ada sejak 1938.

Bahwa misi penginjilan di tanah Batak dapat berhasil, lantaran Nommensen turut membawa pelayanan kesehatan dan pendidikan.

Hinsa mengharap Pemkab memberi dukungan khususnya terkait proses perizinan pembangunan, sumberdaya manusia (SDM), infrastruktur dan hal-hal lain untuk mempercepat pembangunan selesai dimasa kepengurusan Yayasan Kesehatan HKBP yang tersisa 2 tahun lebih.

Sementara itu Pengurus Yayasan Kesehatan Nursinta Sinambela SE. MMTI,  DR. Sanco Simanullang ST MT IPM ASEAN Eng, dr. Bonar Sinaga SpOG dan direktur  Rumah Sakit HKBP Balige memaparkan, Proposal Rencana Pembangunan RS HKBP Nainggolan, perkembangan Yayasan Kesehatan HKBP dan kondisi kemajuan capaian Rumah Sakit Balige.

Kegiatan dilanjutkan tanya jawab, diskusi dan  diakhiri dengan sesi foto bersama. (TS)