Kepala BPSDM Kemendagri Tekankan Pentingnya Kompetensi BerAKHLAK dan Manajerial bagi Peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator

15 Agustus 2022

 




Jakarta | Indonesia Berkibar News -
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Sugeng Hariyono menekankan pentingnya kompetensi BerAKHLAK dan manajerial bagi peserta pelatihan kepemimpinan administrator. Hal ini disampaikan Sugeng saat memberikan pengarahan sekaligus membuka Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan II dan III di Lingkungan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2022 di Auditorium BPSDM Kemendagri, Senin (15/08/2022). 

Menurut Sugeng, figur pemimpin (leader) menjadi kata kunci dan faktor penentu untuk melakukan perubahan. Pemimpin, kata dia, juga dapat memacu adanya kemampuan berinteraksi dengan struktur sosial untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif. Tujuannya untuk mendorong terciptanya pemerintahan dinamis melalui percepatan reformasi birokrasi. 

Sugeng mengatakan, pemimpin di level pemerintah daerah (Pemda) harus mampu menjadi contoh dan pelopor dalam implementasi core values BerAKHLAK. Core values tersebut merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Melalui core values BerAKHLAK diyakini akan memberikan penguatan budaya kerja aparatur sipil negara (ASN) yang profesional, sekaligus memudahkan proses adaptasi ketika melakukan mobilitas antar-instansi pemerintah. 

”Dalam core values BerAKHLAK, arah kebijakan seorang pemimpin adalah berorientasi pada pelayanan. Akuntabel dalam arti secara performance accountability, kompeten dan diakui, kemudian dapat harmonis dalam lingkungan kantor dengan semua aktor, pemerintah, perguruan tinggi, dunia usaha, masyarakat, dan media massa. Serta memiliki sikap loyal terhadap empat konsensus nasional terhadap NKRI, UUD, Bhinneka Tunggal Ika, dan Pancasila. Kemudian terakhir mampu berkolaboratif di mana tidak ada seorang pemimpinan yang sukses bila sendirian, semua pemimpin akan sukses bila berkolaborasi dengan semua pihak,” jelas Sugeng. 

Dia melanjutkan, tujuan pelatihan ini merupakan upaya untuk memenuhi tiga unsur utama yaitu kognitif, sikap, dan keterampilan perilaku. Berkaitan dengan unsur kognitif, Sugeng menjelaskan, setiap pemimpin dapat menerapkan pengalaman yang diperoleh tidak hanya sekadar tahu dan paham, tetapi bisa mengintegrasikannya ke dalam kebijakan. 

Sedangkan pada unsur sikap, kata dia, dapat dimaknai dengan adanya perpaduan kecerdasan emosional dan spiritual dalam menerapkan sikap menghargai orang lain. Selain itu, juga memberikan semangat bagi orang lain, dan tidak merasa menang sendiri. Dia menambahkan, untuk unsur keterampilan perilaku, pemimpin dapat mengaplikasikannya melalui keterampilan kepemimpinan yang nyata melalui rencana proyek perubahan yang telah disusun. 

Di akhir pengarahannya, Sugeng berharap seorang pemimpin yang memiliki konsep atau gagasan besar mampu menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif dalam lingkup birokrasi. Tujuannya agar dapat memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi instansi masing-masing.(Puspen Kemendagri/amir torong)