Kepala BI Perwakilan Sumut Wiwiek Sisto Hidayat : Pertumbuhan Ekonomi Sumut Mengalami Perlambatan Karena Covid 19

8 Mei 2020
Medan | Indonesia Berkibar News - Pertumbuhan Perekonomian Sumatera Utara ( Sumut) mengalami perlambatan akibat dampak covid-19 kalau dibandingkan triwulan sebelumnya,  ungkap  Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Utara (BI Sumut)  Wiwiek Sisto Widayat pada Bincang Bareng Media (BBM) secara online, Jumat (08-05-2020).

"Disaat mewabahnya virus Covid -19 pertumbuhan Ekonomi Sumut tercatat 4,65 persen dibandingkan triwulan sebelumnya yakni 5,21 persen sesuai pola historis di awal tahun," papar Wiwiek.

Meskipun ekonomi Sumut melambat, namun posisi tersebut masih jauh kuat di atas nasional yang hanya mencapai 2,97 persen.Untuk di Pulau Sumatera, Sumut masih berada di posisi tertinggi ke 2 setelah Sumatera Selatan (Sumsel) yang tercatat 4,98 persen.Sedangkan  masih meluasnya dampak Covid-19 ini diprakirakan akan mendorong terjadinya perlambatan perekonomian Sumut yang bisa menjadi berada di kisaran 4,3 persen – 4,7 persen atau mengalami perlambatan sekitar 0,8 persen dari baseline dalam skenario sedang.

"Perlambatan terdalam akan dirasakan pada triwulan II 2020 dan akan meningkat pada triwulan berikutnya seiring dengan fase pemulihan akibat Covid-19.Bahkan perlambatan dirasakan di sektor eksternal maupun domestik. Untuk itu dibutuhkan upaya keras menahan penurunan daya beli masyarakat melalui program jaring pengaman sosial melalui anggaran Pemerintah, “tegas Wiwiek.

Selanjutnya sisi permintaan pertumbuhan ekonomi ditopang akselerasi Konsumsi RT didorong meningkatnya pendapatan masyarakat seiring dengan kenaikan harga CPO.Investasi mengalami perlambatan dipengaruhi belum terealisasinya belanja modal pemerintah dan pembangunan swasta yang terbatas terkonfimasi oleh penurunan penjualan semen, ujar Wiwiek.

Sedangkan  sektor ekspor terkontraksi akibat penurunan permintaan eksternal pada masa pandemi.Sementara, impor terkontraksi lebih dalam didorong oleh penurunan impor barang modal serta terbatasnya pelancong ke luar negeri karena Covid-19.

"Meskipun ekonomi Sumut melambat, namun posisi tersebut masih jauh kuat di atas Nasional yang hanya mencapai 2,97 persen.Untuk di Pulau Sumatera, Sumut masih berada di posisi tertinggi ke 2 setelah Sumatera Selatan (Sumsel) yang tercatat 4,98 persen," papar Wiwiek.

Sementara  perlambatan dirasakan di sektor eksternal maupun domestik. Untuk itu dibutuhkan upaya keras menahan penurunan daya beli masyarakat melalui program jaring pengaman sosial melalui anggaran pemerintah,ujar Wiwiek.

Sementara itu dari sisi permintaan pertumbuhan ekonomi ditopang akselerasi Konsumsi RT didorong meningkatnya pendapatan masyarakat seiring dengan kenaikan harga CPO.Investasi mengalami perlambatan dipengaruhi belum terealisasinya belanja modal pemerintah dan pembangunan swasta yang terbatas terkonfimasi oleh penurunan penjualan semen.(torong)